SOLOPOS.COM - Anies Baswedan di Debat Capres 2024 12 Desember 2023. (Youtube/KPU RI)

Solopos.com, JAKARTA — Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menyebut kasus meninggalnya Harun Rasyid, 15, yang diketahui pendukung Prabowo Subianto dan ikut berunjuk rasa menentang hasil Pilpres 2019 hingga saat ini masih menemui jalan buntu.

Hal itu disampaikannya dalam segmen pertama Debat Capres bertema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga di Gedung KPU Pusat Jakarta, Selasa (12/12/2023) malam.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Melansir Liputan6, diakses Selasa (12/12/2023), Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Musyafak, mengungkap hasil autopsi Harun Rasyid memperlihatkan Harun tewas akibat luka tembak dari lengan kiri atas yang menembus ke dada. 

“Ya, hasil autopsi luka tembak. Luka tembaknya dari lengan kiri atas menembus dada,” ujar Musyafak, Jumat (31/5/2019). Disinggung apa jenis peluru yang menembus hingga menewaskan korban, Musyafak mengaku belum bisa memastikan.

Investigasi Polri menyebut ciri fisik pelaku berpostur sekiranya 170 cm. Sebab, dijelaskan Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto, arah tembakan terhadap sasaran miring dengan jarak 11 meter. Sehingga, kata Suyudi, pelaku harus memiliki postur tubuh yang tinggi untuk melihat target.

“Karena (lokasi) arahnya miring, kemudian arahnya (dari lintasan peluru) lurus mendarat, karena posisinya ada trotoar agak tinggi, jadi diduga pelaku ini juga agak tinggi,” kata Kombes Suyudi di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (5/7/2019).

Selain perkiraan tinggi badan, polisi juga menduga penembak Harun Rasyid berbadan kurus, rambut lurus agak panjang, dan warna kulit wajah agak hitam. “Ciri-ciri ini berdasarkan keterangan saksi di TKP yang sudah diperiksa,” jelas Suyudi.

Sementara, kata Suyudi, polisi telah melakukan otopsi terhadap jasad Harun Rasyid. Hasilnya, ada temuan proyektil peluru berukuran 9×17 mm. Namun dia membantah jika proyektil tersebut berasal dari selongsong senjata milik Polri. “Diduga itu dari senjata non-organik Polri,” tandas Suyudi.

Melansir laman Indozone.id yang dipublikasikan di pada Rabu (20/1/2019), diakses Selasa (12/12/2023),  pelaku penembak Harun masih belum terungkap. Keluarga Harun bahkan sempat sama sekali tidak tahu hasil otopsi terhadap jasad anak mereka.

Adapun dalam kerusuhan 21-22 Mei 2019 itu, selain Harun, ada delapan orang lainnya yang juga tewas. Seorang korban tewas lainnya adalah Abdul Aziz. Banyaknya korban tewas itulah yang membuat laporan dilayangkan ke ICC Den Haag.

Koordinator Tim Advokasi, M Hariadi Nasution mengatakan, laporan itu dibuat karena telah terbukti bahwa sistem legal di Indonesia tidak memiliki kemauan dan tidak bisa untuk memutus mata rantai pelanggaran HAM di Indonesia yang pelakunya saat ini masih berkeliaran.

Tak cuma ke ICC Den Haag, pihaknya juga melayangkan laporan ke Committee Against Torture (CAT) di Jenewa, Swiss.

 

Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya