SOLOPOS.COM - Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, pada Debat Cawapres 2024, Minggu (21/1/2024). (Youtube/KPU RI)

Solopos.com, SOLO — Industri Nikel diklaim lebih banyak mempekerjakan tenaga kerja asing daripada tenaga kerja Indonesia. Hal itu disampaikan Cawapres nomor urut 1 Pilpres 2024 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dalam sambutannya di debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) pada Minggu (21/1/2024) malam.

“Saya setuju bahwa potensi sumber daya alam kita harus terus kita promosikan. Tetapi harap dicatat. Gara-gara kita mengeksplorasi nikel ugal-ugalan, lalu hilirisasi tanpa mempertimbangkan ekologi, mempertimbangkan sosialnya, buruh kita diabaikan, malah banyak tenaga kerja asing, dan juga yang terjadi korban kecelakaan,” ucap Cak Imin.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Di sisi yang lain, sambungnya, pemasukan dari nikel disebut sangat kecil. “Dan yang paling parah, Nikel kita berlebih produknya. Sehingga bukan harga tawar naik, malah kemudian menjadi korban dari policy kita sendiri, sementara kita masa depannya menjadi tidak jelas,” imbuhnya.

Di sisi yang lain, menurut Cak Imin, tambang nikel mengorbankan lingkungan dan sosial, sekaligus memberi keuntungan yang sangat terbatas bagi negara. “Oleh karena itu bukan soal gegabah, ini soal keberanian dan keberpihakan,” kata Cak Imin.

Senior Analyst Climetoworks Centre Fikri Muhammad, menyebut berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dirilis pada 21 Desember 2021 lalu, total tenaga kerja asing (TKA) di sektor pertambangan mineral dan batu bara, termasuk di smelter, RI tercatat mencapai 5.355 orang. 

Sementara tenaga kerja Indonesia (TKI) tercatat mencapai 244.945 orang. Total tenaga kerja bekerja di sektor pertambangan, termasuk smelter, di Indonesia mencapai 250.300 orang.

Artinya, jumlah tenaga kerja asing di sektor pertambangan dan juga smelter di Tanah Air hanya sekitar 2,1% dari total tenaga kerja di sektor ini. Sedangkan tenaga kerja Indonesia masih mendominasi hingga 97,9%.

Namun memang dari total TKA tersebut, paling banyak terdapat di Izin Usaha Pertambangan (IUP) OPK Olah Murni Mineral atau smelter, yakni mencapai 2.270 orang dari total tenaga kerja di smelter mencapai 21.688 orang.

Artinya, TKA di bidang smelter ini mencapai 10,5%. Sedangkan jumlah TKI di bidang olah murni mineral ini tercatat mencapai 19.418 orang.

Kembali mengutip data ESDM, terkait peningkatan tenaga kerja di 2023 (tetapi tidak disebutkan spesifik nikel berapa) rincian jumlah TKI dan TKA berdasarkan jenis izin sebagai berikut:

Mineral sebanyak 48.356 orang TKI dan 921 orang TKA;

Batubara sebanyak 43.335 orang TKI dan 122 orang TKA;

IUJP sebanyak 216.416 orang TKI dan 1.031 orang TKA.

Artinya pernyataan yang disampaikan oleh Cak Imin bisa dinyatakan salah.

 

Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya